Wednesday, April 18, 2007

Prosa Lirik ke 46

Engkau meninggalkan aku dan meneruskan jalanmu.
Kukira aku akan meratapimu dan menempatkan arca rupamu semata dalam hatiku, terbuat dari nyanyian kencana.
Tetapi ah, nasibku yang buruk, alangkah singkatnya waktu
Keremajaan susut tahun demi tahun; hari hari musim semi melintas cepat; bunga bunga yang rapuh mati dengan rela, dan si bijak memperingatkan padaku, bahwa hidup ini hanya setitik embun di atas bunga seroja.
Akankah kulalaikan semua ini untuk memikirkan seseorang yang telah berpaling dariku ?
Akankah kasar dan bodohlah itu, karena waktu begitu singkat.

Maka datanglah, malam-malamku berhujan dengan kaki-kaki gemerlap; senyumlah, musim gugurku kencana; datanglah, bulan Aoril yang lalai, menebar-nebarkan ciumanmu merata.
Engkau datang, dan engkau, dan engkau juga !
Kekasihku semua, kalian tahu, kita sesame fana. Adakah bijak, mematahkan hati sendiri untuk seorang, yang menjauhkan hatinya ? Karena waktu itu singkat.
Adalah enak duduk di sudut merenungkan dan menuliskan dalam sajak, bahwa engkau seluruh duniaku
Adalah megah mendekap kesedihan sendiri dan memastikan tak akan terlipur
Tetapi seraut wajah segar mengintai lewat pintuku dan membukakan matanya memandang mataku
Aku pun hanya dapat menghapus air mataku dan mengubah nada laguku. Karena waktu itu singkat

# diambil dari buku Tukan Kebun karya Rabindranath Tagore


= to be continue =

No comments: