Friday, June 27, 2014

Birthday Present from Bestari on 260614


Thanks for the lovely mail, mood ring, red veil with horse motives, and strawberry body scrub :))

Ditunggu kabar sidangnya yaa Best! :D

= to be continued =

Diaspal dan Digapai

Sebagai pengguna kereta api dalam kota Jakarta, gw seneng banget dengan beberapa perubahan yang dilakukan sejak Ignasius Jonan diangkat menjadi Direktur Utama PT KAI. Emang sih perubahan yang dilakukan sempat membawa kericuhan juga, yaitu saat diusirnya pedagang yang biasa berjualan di area stasiun dan perubahan dari memakai tiket karcis menjadi tiket kartu elektronik. Tapi hasilnya terasa kok, stasiun jadi lebih rapi, teratur, dan lebih nyaman bagi penumpang. Perubahan lainnya adalah ditiadakannya kereta ekonomi, jadi sekarang semua kereta sudah ber-ac.

Perubahan terbaru yang dilakukan oleh PT KAI adalah diaspalnya bagian tangga dan rel antarperon yang menjadi penyeberangan bagi penumpang yang ingin pindah jurusan kereta.

 Stasiun Manggarai sudah diaspal 
penyeberangan antarperonnya

Gw merasakan terutama di Stasiun Manggarai sih. Kan Stasiun Manggarai itu stasiun besar yang peronnya itu ada untuk 6 kereta dengan arah berbeda. Nah, untuk pindah antarperon, kita harus menyeberang lintasan kereta api yang berbatu, dan tangga yang apa adanya. Tangganya itu supersempit hingga kalo gw mau nyeberang, gw harus mengubah arah kaki 90 derajat dari kalau turun tangga biasa (kebayang nggak? hehe). Pokoknya serem lah buat gw yang gampang keseleo, sampai kalau lagi ramai, gw memilih untuk nunggu aja daripada nanti salah injek terus jatuh.

Diaspalnya penyeberangan antarperon ini juga diikuti perubahan bentuk, yaitu adanya bagian turunan yang memudahkan orang yang menggunakan kursi roda. Ini mengingatkan gw pada negara Singapura yang sangat friendly terhadap penyandang disabilitas. Dengan adanya jalanan turunan ini, penumpang yang berkursi roda jadi lebih mudah jika ingin menggunakan transportasi kereta api :))

Tetapi tentu saja masih banyak perubahan yang bisa dilakukan PT KAI agar semakin meningkat kualitas pelayanan yang diberikan. Hal-hal yang dibutuhkan seperti kepastian jadwal (karena masih banyak yang sering terlambat), kurangnya armada kereta yang ada sehingga sering terjadi penumpukan, kebutuhan akan listrik yang semakin tinggi (ketika supplynya kurang, tamatlah sudah), dan lain-lain.

Pernah mendengar protes bahwa PT KAI lebih mementingkan memperindah stasiunnya (yang ternyata sekarang dipakai untuk kantor beberapa anak perusahaan PT KAI, untunglah, tadinya udah siap-siap gondok kalo spot para pedagang kecil yang pada diusir itu cuma berubah sedikit dan jadi tempat untuk pedagang besar) daripada memperbaiki pelayanan kereta apinya sendiri kepada para konsumen. Nah, mari kita sama-sama mendukung setiap perubahan positif yang dilakukan PT KAI agar bisa menjadi lebih baik :D

Oiya, tambahan perbaikan positif yang menurut gw perlu dilakukan,


pegangan di kereta sekarang talinya semakin pendekkk, huhu. Kan kasian orang yang nggak nyampe (baca: gw). Akhirnya gw sukses bikin quote, ga cuma mimpi yang berusaha digapai, tapi juga pegangan kereta >.< Please dong dipanjangin lagi yaa talinya biar nyaman berdiri di keretanya :')

= to be continued =

Monday, June 23, 2014

I Stand..

Udah dari menjelang pemilihan legislatif lalu blog gw diisi beberapa postingan tentang politik. Facebook gw pun bernasib sama. Tapi dalam 2 bulan terakhir, kegiatan itu gw kurangi, bahkan hingga nggak ada sama sekali. Gerah terlalu lama berkutat membaca banyak berita politik. Dan gw merasa demokrasi kita sudah berkembang luar biasa dalam hal kebebasan berekspresi dan informasi hingga sulit membedakan berita tersebut berupa fakta atau kebohongan belaka.

Nope, gw nggak menyarankan kebebasan kita dikurangi, definitely not. Gw mendukungnya kok, tapi memang diperlukan aturan dan filter agar berita yang sampai ke masyarakat bukan berita yang mengada-ada. Di kalangan perkotaan dan terpelajar mungkin mudah untuk mengklarifikasi kebenaran sebuah berita. Tapi untuk masyarakat yang masih tinggal di desa dengan keterbatasan sumber informasi, dan juga masih mudah tersulut emosinya, khawatir mereka terpapar isu yang belum jelas kebenarannya.

Sekarang, pemilihan umum presiden dan wakil presiden kira-kira tinggal 2 minggu lagi. Preferensi politik gw sebenarnya terlihat cukup jelas, terutama di facebook gegara postingan-postingan dua bulan lalu itu. Tapi sekarang gw jadi nggak segitu antusiasnya sih. Walaupun kebiasaan baca (hampir) semua berita yang berseliweran di newsfeed masih gw lakukan agar bisa melihat keadaan yang ada secara objektif. Gw sudah menentukan pilihan berdasarkan hati nurani. Sempat ada orang yang menyadarinya dan ingin "meluruskan" pandangan gw, soalnya calon yang gw pilih banyak diisukan antiislam haha, lucu ya. Ada juga orang yang memilih salah satu gegara dia "nggak bisa" memilih yang lain. Bahkan pilihannya sampai membuat cekcok rumah tangga, ealah..

Walaupun sudah menentukan pilihan, gw juga nggak tertarik untuk membuat profile picture sesuai dengan pilihan yang banyak dilakukan orang-orang, itu loh yang tulisannya, "I stand on right side", hehe. Bukannya sok antimainstream, tapi beberapa alasan gw yaitu..

  1. Gw baca ada yang bahas soal grammar (link). Emang ada yang bilang itu lebay dan orang indonesia nggak segitunya. Tapi gw tetap ingin belajar berbahasa inggris yang benar *eaa

  2. Masih dari blog yang sama (link) ada yang bahas kalau kata “right” yang bisa diartikan “benar”, itu juga berarti “sayap kanan” alias “fasis”. Gw tau calon yang gw dukung lebih condong ke demokrasi liberal dan ga mau mengarahkan orang lain bahwa calon tersebut mendukung fasisme

  3. Kata right yang diartikan benar, seolah-olah menuliskan yang memilih calon yang juga gw dukung itu benar, dan yang pilih calon lain itu salah. Gw sebenernya ga keberatan sih, tapi gw benci banget lho kalau ada yang nulis yang pilih calon sebelah sana itu adalah muslim taat dan yang pilih calon sini itu bukan muslim sejati. Nah, kalo dipikir kok gw jadi standar ganda gini ya? Padahal kan mestinya perlakuannya sama aja

  4. Walaupun gw dukung salah satu calon, siapa pun yang terpilih pasti bakal jadi pemimpin gw. Ga ada ceritanya tuh gw bakal pindah negara kalo calon sana yang menang. Nah, gw berharap semoga gw ga jadi fanatik dan ikhlas menerima siapa pun yang akan terpilih. Jadi nggak usah pasang pp itu deh.

Ga ada yang salah dengan pasang pp itu. Ini cuma catatan buat diri gw aja supaya bisa tetep open minded ^^

Trus si mas buncit iseng banget sok-sok unyu bikin pp yang mirip banget padahal.. :P


Berharap hiruk-pikuk ini segera berakhir dengan damai bahagia, semoga siapapun yang terpilih, semua rakyat Indonesia dapat menerima dengan legawa ^^v

= to be continued =

Sunday, June 22, 2014

Review Europe on Screen 2014

Europe on Screen atau yang biasa disingkat EoS merupakan acara rutin setiap tahun yang diadakan oleh beberapa kedutaan besar Eropa. Acara ini berisi pemutaran film-film gratis yang berasal dari Eropa. Gw mengikuti event ini sejak tahun 2008 hingga sekarang.

Yang membuat gw tertarik adalah karena gratisnya (huehehe) dan film yang diputar merupakan film yang sulit ditonton karena tidak pernah tayang di bioskop Indonesia. Beberapa di antaranya adalah berbentuk film indie dan dokumenter. Pun film yang ditayangkan dipilih film-film yang memang menceritakan budaya Eropa sehingga ketika menonton kita tidak hanya mendapat hiburan, tetapi juga pengetahuan tentang budaya setempat.

 Tiket dan booklet

EoS tahun 2014 diadakan tanggal 2-11 Mei. Karena diadakannya bersamaan dengan jalannya intensif, maka gw baru bisa mengikuti dari hari Jumat tanggal 9 hingga Minggu tanggal 11. Beberapa film yang gw tonton di antaranya:

Jumat, 9 Mei 2014
- Playtime 14.30 di IFI Salemba

Sabtu, 10 Mei 2014
- The Magician 12.00 di Erasmus Huis
- Searching for Sugarman 14.30 di Goethe Haus
- Philomena 19.00 di Goethe Haus

Minggu, 11 Mei 2014
- In Orange 12.00 di IIC
- Wadjda 14.30 di Goethe Haus

----------

Sinopsis singkatnya:

- Playtime, cerita tentang seseorang yang mau interview untuk sebuah perusahaan. Perusahaan tersebut telah menggunakan teknologi canggih (untuk masa tersebut) sehingga si orang ini malah tersesat keliling gedung dan malah ikut serta dalam sebuah rombongan tur.

The Magician

- The Magician, seorang ayah ditemani anak lelakinya dan teman perempuan anak lelakinya membuka sebuah grup sulap. Karena penasaran, mereka mencoba trik kotak yang dapat menghilangkan orang. Tetapi anak perempuan yang menjadi kelinci percobaan kotak menghilang tersebut tak kunjung kembali sehingga sang ayah dituduh melakukan upaya penculikan. Ternyata anak perempuan ini melakukannya untuk menyadarkan kedua orang tuanya yang sudah bercerai dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing agar kembali memberikan perhatian kepadanya.


- Searching for The Sugarman. Bener-bener nggak nyangka filmnya bakal sebagus ini. Filmnya berbentuk dokumenter tentang pencarian The Sugarman, nama panggilan untuk seorang penyanyi yang bernama asli Rodrigues. Di Amerika, Rodrigues merilis lagu dan album di era 1970-an. Namun lagu dan albumnya tidak sukses sehingga albumnya tidak dilanjutkan. Tetapi berkat seorang perempuan yang berkunjung ke Afrika Selatan untuk menemui pacarnya sambil membawa album Rodrigues, tanpa sengaja lagu-lagu Rodrigues menjadi populer di sana. Sayangnya karena albumnya tidak diproduksi lagi, maka yang beredar adalah bajakan dari kaset asli tersebut.

Perjuangan apartheid di Afrika Selatan juga disemangati oleh lagu-lagu Rodrigues hingga pernah ada saat di mana pemerintah di Afrika Selatan melarang peredaran lagu tersebut. Setelah Afrika Selatan mendapat kemerdekaan, dua fans Rodrigues berusaha melacak sang penyanyi, dan kaget karena di Amerika sendiri, jarang sekali yang mengetahui tentang Rodrigues. Malah diberitakan bahwa Rodrigues sudah bunuh diri dengan menyiram badannya dengan minyak dan membakar dirinya sendiri di sebuah klub saat pentas.

Pencarian ini diabadikan dengan apik di film ini, diiringi lagu-lagu Rodrigues yang ciamik. Menonton film ini membuat gw langsung searching di google dan menyimpan lagunya dalam satu folder sendiri ;)


- Philomena, film tentang adanya tradisi gereja di masa lalu yang menghukum para gadis yang hamil di luar nikah dengan menjadikan mereka buruh cuci, dan memperjualbelikan anak yang telah mereka lahirkan. Philomena dari Inggris, dibantu seorang penulis berusaha melacak anak kandungnya yang diadopsi oleh pasangan yang berasal dari Amerika. Ketika berhasil menemukan tentang anaknya, ternyata anaknya merupakan seorang pejabat pemerintahan, memiliki kekasih gay, dan telah meninggal karena kasus HIV. 

Philomena pun mengetahui bahwa sebelum meninggal, anaknya telah sempat mendatangi gereja tempatnya dilahirkan untuk mencari ibunya, yaitu Philomena sendiri. Padahal Philomena sering mendatangi gereja itu juga untuk mencari tau kabar jika anaknya datang. Terungkaplah bahwa gereja tersebut berusaha menutupi kisah buruk masa lalu tentang jual beli anak hingga membakar berkas-berkas tentang jual beli yang telah terjadi, dan tidak menyampaikan informasi jika ada ibu dan anak yang saling mencari satu sama lain.

- In Orange, seorang anak lelaki remaja yang gemar bermain sepak bola dan berjuang untuk masuk ke dalam tim nasional negara Belanda. Keinginannya semakin tinggi karena selalu disemangati oleh ayahnya yang selalu berapi-api dalam memberikan nasihat dan semangat saat bertanding. Sayang kemudian ayahnya meninggal karena serangan jantung. Sang anak mulai mencari-cari semangat baru, yang dia temukan kembali dalam wujud ayahnya yang sudah meninggal. Ibunya menjadi khawatir dan membawanya ke psikolog. Tetapi dengan jujur sang anak menceritakan ayahnya yang masih terus hadir untuk menyemangatinya dalam bermain bola.

Hingga suatu saat sang anak merasa cukup dan meminta ayahnya untuk pergi saja. Bukan berarti si anak sudah tak menyayangi ayahnya, tetapi dia sudah menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah meninggal dan saatnya bisa melihat ke depan dengan semangat baru dari sumber lainnya.


- Wadjda, seorang anak perempuan yang tinggal di Arab Saudi dan ingin memiliki sepeda. Sayang sepeda harganya mahal dan orang tuanya tidak mampu membelikan. Wadjda berusaha mengumpulkan uang hingga berusaha mengikuti lomba baca Al-Quran agar hadiahnya bisa untuk membeli sepeda. Tetapi gurunya merasa bahwa uang itu lebih baik disedekahkan untuk warga Palestina. Wadjda pun harus menghadapi kenyataan bahwa budaya di Arab Saudi yang patriarkal masih menganggap bahwa sepeda identik dengan anak lelaki sehingga menjadi lebih sulit untuk Wadjda untuk memilikinya.

----------

Sekarang tentang tempatnya, gw menonton di 4 tempat. Tempat paling nggak enak yang gw datangi adalah di IFI Salemba. Kursinya memang empuk, tapi kursinya disusun kurang bertangga-tangga sehingga yang duduk di belakang dengan mudah tertutupi kursi depannya. Ketutupannya nggak terlalu banyak sih, tapi karena film yang gw tonton berbahasa Prancis, mau nggak mau gw akan butuh subtitlenya kan supaya ngerti. Oiya, IFI Salemba punya kapasistas kursi paling sedikit, kayaknya cuma bisa 20 orang, tapi acnya yang paling terasa panas, huks.

Yang paling berbeda adalah di IIC, mereka menyediakan kursi yang tempat duduknya dari kain. Jadi seperti kursi lipat santai gitu. Kalau IFI dan IIC kapasitasnya tidak terlalu besar, Goethe Haus dan Erasmus Huis menyediakan kapasitas yang lebih besar. Tapi penempatan kursi di Goethe Haus terlalu maju ke depan. Soalnya saat itu gw dateng telat, alhamdulillah masih bisa masuk tapi dapat kursi paling depan. Sumpah itu pegeeeeel banget leher :(

Paling puas sepertinya di Erasmus Huis deh. Dan gw angkat topi juga untuk para panitia terutama bagian publikasi karena ini adalah EoS teramai yang pernah gw datangi. Antrian di Erasmus super panjang, sampai kapasitasnya pun nggak muat.

Diambil dari twitter seseorang. Btw ini belum keseluruhan 
antrian lho, paling baru sepertiganya.

Oiya, gw juga seneng banget karena di Eos tahun ini, gw mendapatkan doorprize yeaaaay. Tahun lalu juga dapet voucher diskon makan di Kopi Oey, tapi ga sempet dipake karena ga sempet ke sana :'( Tahun ini dapet goodybag berisi boneka Teddy Bear :3


Sip banget deh EoS tahun ini, mari kita bersabar menunggu EoS tahun depan :D

= to be continued =

Liburan Juni-Juli 2014 sudah dimulaiii

Haiiiii!
Long time no blogging!

Jadi, bta semester ini telah berakhir. Ditandai dengan diadakannya ujian simak ui. Yep, saatnya melepas anak-anak tahun ajaran 2013-2014 sambil menanti juli mendatang untuk anak-anak tahun ajaran 2014-2015. Yaampun, time flies soo fast!

Berhubung udah liburan, semoga gw bisa mengisi blog ini dengan lebih sering. Terutama update beberapa event yang telah lalu yang fotonya udah ngantri di hp dan laptop buat dipajang di sini ehehe.

= to be continued =

Sunday, June 15, 2014

Awal Piala Dunia 2014

sumber: 9gag.com (link)

Setelah liat gambar dari 9gag itu, sekarang jadi ga bisa biasa kalau liat logo world cup 2014 hihi. btw, baru berhasil nonton 2 pertandingan nih yang inggris-itali 1-2, dan jepang-pantai gading 1-2. Spanyol-Belanda yang kena 1-5 aja ga kekejar gegara udah ngantuk duluan. Semoga besok bisa nonton Jerman-Portugal deh ;)

= to be continued =