Tuesday, February 16, 2016

Beberapa Pikiran di Feb 2016

Beberapa pikiran di Februari 2016 yang sepertinya cukup penting untuk ditulis demi mengingatkan diri sendiri. Kalau di twitter sama instagram pake hashtag #ntms alias "note to my self" wkwk.

1. You can't be right just by being right

Kebenaran itu tidak mutlak. Kebenaran bisa berubah sesuai situasi dan kondisi. Cara penyampaian, respon si penerima, para saksi, norma yang berlaku, jumlah uang dan pangkat yang dimiliki, dan banyak hal lainnya bisa menjadi penentu apakah opini yang disampaikan menjadi kebenaran atau tidak.

Saya yang mengembangkan sikap blak-blakan sejak SMA, jadi kembali harus menahan diri. Well, sebenarnya itu keputusan yang tepat agar ketika ingin menyampaikan pendapat, saya bisa benar-benar berpikir dengan jernih. Jangan sampai yang terlontar malah membuat saya terlibat masalah yang tidak diduga-duga.

2. Semurah apapun harga suatu barang, tetap konsumen harus mengeluarkan uang untuk membelinya. Adanya diskon memang menggiurkan, tapi kalau uangnya tidak ada ya tidak bisa beli juga ya, hahaha.

3. Hakikat menabung adalah menunda kepentingan masa kini untuk masa depan. Tapi kalau kebutuhan masa kini belum tercukupi, apa guna menabung? Plus benar sekali yang diajarkan para lembaga investasi kalau menabung (atau investasi) harus memiliki sebuah tujuan. Entah menikah, kuliah, beli rumah, mobil, dan lain-lain. Tanpa tujuan yang jelas, tidak ada target nominal, maka menabungnya juga jadi sembarangan saja.

4. Keinginan belajar untuk pendidikan lebih lanjut membutuhkan alasan yang kuat kenapa kita harus mengambilnya. Saya masih belum memiliki keinginan yang kuat maupun penyediaan biaya. Mestinya hal ini membuat saya bisa mencari cara belajar lainnya yang bisa bebas dibaca dan diunduh seperti di website universitas luar negeri yang rajin menshare jurnal dan pdf buku pelajarannya. Ini nggak mendesak sih, tapi mau aja biar kemampuan akademis nggak stuck di satu tempat. Semangat!

5. Keinginan mengkonsumsi sebuah barang yang sayangnya sudah dipersepsikan negatif. Dan saya malah jadi was-was sendiri jika ketahuan mengkonsumsi produk tersebut. Sebenarnya tidak hanya barang tersebut, tapi banyak produk lainnya yang sudah terkena dampak. Sayangnya si produk itu saja yang sepertinya diproklamirkan besar-besaran, hm..

6. Grab memiliki peta yang lebih presisi, tetapi gojek memiliki armada yang lebih banyak, hm..

7. Orang akan menemui kita ketika memiliki urusan yang ingin diselesaikan. Seberapapun inginnya saya bertemu seseorang, sepertinya tidak akan semudah itu terwujud jika orang itu tidak memiliki keinginan yang sama. Pun orang lainnya terhadap saya. Udah disamperin juga bisa aja sayanya yang ga peduli, haha, jahat ya? :P

8. Kapan mau mulai Al? Dan jika sudah dimulai, bisakah kamu konsisten?