Udah dari menjelang pemilihan legislatif lalu blog gw diisi beberapa
postingan tentang politik. Facebook gw pun bernasib sama. Tapi dalam 2
bulan terakhir, kegiatan itu gw kurangi, bahkan hingga nggak ada sama
sekali. Gerah terlalu lama berkutat membaca banyak berita politik. Dan
gw merasa demokrasi kita sudah berkembang luar biasa dalam hal kebebasan
berekspresi dan informasi hingga sulit membedakan berita tersebut
berupa fakta atau kebohongan belaka.
Nope, gw nggak
menyarankan kebebasan kita dikurangi, definitely not. Gw mendukungnya
kok, tapi memang diperlukan aturan dan filter agar berita yang sampai ke
masyarakat bukan berita yang mengada-ada. Di kalangan perkotaan dan
terpelajar mungkin mudah untuk mengklarifikasi kebenaran sebuah berita.
Tapi untuk masyarakat yang masih tinggal di desa dengan keterbatasan
sumber informasi, dan juga masih mudah tersulut emosinya, khawatir
mereka terpapar isu yang belum jelas kebenarannya.
Sekarang, pemilihan umum presiden dan wakil presiden kira-kira tinggal 2 minggu
lagi. Preferensi politik gw sebenarnya terlihat cukup jelas, terutama di
facebook gegara postingan-postingan dua bulan lalu itu. Tapi sekarang gw jadi nggak segitu antusiasnya sih. Walaupun kebiasaan baca (hampir) semua berita yang berseliweran di newsfeed masih gw lakukan agar bisa melihat keadaan yang ada secara objektif. Gw sudah menentukan pilihan berdasarkan hati nurani. Sempat ada orang yang menyadarinya dan ingin "meluruskan" pandangan gw, soalnya calon yang gw pilih banyak diisukan antiislam haha, lucu ya. Ada juga orang yang memilih salah satu gegara dia "nggak bisa" memilih yang lain. Bahkan pilihannya sampai membuat cekcok rumah tangga, ealah..
Walaupun sudah menentukan pilihan, gw juga nggak tertarik untuk membuat profile picture sesuai dengan pilihan yang banyak dilakukan orang-orang, itu loh yang tulisannya, "I stand on right side", hehe. Bukannya sok antimainstream, tapi beberapa alasan gw yaitu..
1. Gw baca ada yang bahas soal grammar (link). Emang ada yang bilang itu
lebay dan orang indonesia nggak segitunya. Tapi gw tetap ingin belajar
berbahasa inggris yang benar *eaa
2. Masih dari blog yang sama (link) ada yang bahas kalau kata “right” yang bisa diartikan “benar”, itu
juga berarti “sayap kanan” alias “fasis”. Gw tau calon yang gw dukung lebih condong
ke demokrasi liberal dan ga mau mengarahkan orang lain bahwa calon tersebut mendukung
fasisme
3. Kata right yang diartikan benar, seolah-olah menuliskan yang
memilih calon yang juga gw dukung itu benar, dan yang pilih calon lain itu salah. Gw sebenernya ga keberatan
sih, tapi gw benci banget lho kalau ada yang nulis yang pilih calon sebelah sana itu adalah
muslim taat dan yang pilih calon sini itu bukan muslim sejati. Nah, kalo
dipikir kok gw jadi standar ganda gini ya? Padahal kan mestinya
perlakuannya sama aja
4. Walaupun gw dukung salah satu calon, siapa pun yang terpilih pasti bakal
jadi pemimpin gw. Ga ada ceritanya tuh gw bakal pindah negara kalo calon sana yang menang. Nah, gw berharap semoga gw ga jadi fanatik dan
ikhlas menerima siapa pun yang akan terpilih. Jadi nggak usah pasang pp
itu deh.
Ga ada yang salah dengan pasang pp itu. Ini cuma catatan buat diri gw aja supaya bisa tetep open minded ^^
Trus si mas buncit iseng banget sok-sok unyu bikin pp yang mirip banget padahal.. :P
Berharap hiruk-pikuk ini segera berakhir dengan damai bahagia, semoga siapapun yang terpilih, semua rakyat Indonesia dapat menerima dengan legawa ^^v
= to be continued =
1 comment:
Thannks for this
Post a Comment