Monday, September 26, 2011

faking

one thing in adult life that i don't like is a lot of people faking about themselves !

sudah dua kali membaca kalimat dari orang yang berbeda kalau mereka memiliki masalah tetapi tidak ingin mengakuinya karena mereka takut terlihat lemah.

lalu kenapa kalau kalian terlihat lemah ? apakah itu akan menyakiti kalian ? apakah terlihat lemah membuat kalian ditinggalkan oleh orang-orang di sekeliling kalian ? apakah Tuhan telah salah memberikan manusia kelemahan-kelemahan sehingga kalian malu untuk mengakuinya di hadapan manusia lain yang sudah jelas pula memiliki kelemahan juga ?

saya tidak mengerti. saya merasa hanya saya yang masih dengan keras kepalanya begitu percaya diri untuk menunjukkan bahwa saya memiliki kelemahan. jelas hal itu berdampak. mungkin ada orang yang kemudian tidak percaya kepada saya dan mungkin meremehkan kemampuan saya.

tapi buat saya, ketika saya bisa mengakui bahwa saya memang lemah, maka saat itu juga saya percaya kalau saya bisa menjadi kuat. saya berusaha untuk menjadi kuat karena saya tahu bahwa saya lemah dan harus berjuang untuk mencapai kekuatan itu.

kalau dari awal saya sudah berpura-pura saya kuat, untuk apa lagi saya berjuang untuk menjadi kuat yang sesungguhnya ? karena toh dengan berpura-pura kelihatan kuat semua orang juga sudah bisa menerima ?

kepura-puraan menunjukkan ketakutan. dan ketakutan tidak akan bisa hilang sebelum kita bisa jujur. jujur kepada diri sendiri. dan jujur kepada orang lain agar mereka menyadari bahwa kita tidak bisa sendiri dalam menyelesaikan masalah yang ada. kita manusia, makhluk sosial, di mana saling membantu adalah kewajiban yang kita miliki terhadap sesama.

inginkah kita menyelesaikan ketakutan-ketakutan itu ?

hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya..

= to be continued =

5 comments:

Reihan Putri said...

Heran ya semakin tua malah semakin ga bangga jd diri sendiri

bestari said...

Dalam beberapa hal, gw setuju dng pemikiran lo, bahwa kepura2an membawa lbh byk hal negatif
Tapi itu semua tergantung konteks masalahnya. Kelemahan seseorang bisa jadi fatal akibatnya kalau dia jujur&mengakuinya ke orang2 lain dalam situasi tertentu

Misalnya, baru2 ini di UK, ada seorang remaja bunuh diri karna dia di bully terus menerus di FB dengan kalimat seperti 'YOU'RE GAY, FAT, AND UGLY! NO ONE WILL CARE IF YOU'RE DIE' dan semacamnya

Tapi kalau konteksnya berbeda, misalnya si Doni ga bisa fisika/berenang/masak/berkuda tapi dia pura2 bisa, ya jelas itu salah. Harusnya dia mengakui kelemahan itu, agar dia 'kuat' nantinya.

Lagi2 kita ga bisa men-generalisasi semuanya
*shrug*

Just saying.. :)

bestari said...
This comment has been removed by a blog administrator.
alia pewe said...

@bestari: ada pendapat lo yang gw setujui dan tidak best :)

pertama, gw percaya, kejujuran harus di atas segalanya. yang perlu diperhatikan, mungkin kita tidak harus jujur kepada semua orang

contoh kasus : gw punya perusahaan, ternyata website perusahaan gw pengamanannya lemah. bukan berarti gw mesti jujur ke semua orang karena bisa2 banyak orang yang bakal membobol website itu. trus gw harus jujur sama siapa ? pertama jujur sama manajemen perusahaan kl websitenya lemah, agenda selanjutnya, ktemu sama konsultan IT dan jujur sama dia supaya dia bisa bantu ngebenerin website tersebut.

contoh kasus yang lo kasih, ttg si remaja yang bunuh diri karena dibilang "GAY, FAT, AND UGLY!" apakah itu terjadi karena kejujuran dia ?

untuk bagian "fat" dan "ugly", pastinya dia nggak bisa bohong lah ya. coba kalo misalnya dia faking kl dia itu kurus dan ganteng, nggak menyelesaikan masalah kan ? nah jujur di sini konteksnya jadi mungkin cerita ke seseorang yang bisa membantu menyelesaikan masalah dia. jujur means dia menerima dirinya apa adanya. dan kalo menurut dia sendiri dirinya belum cukup baik, karena dia udah mengakui kalo dia punya kelemahan, tentu dia akan lebih bersemangat untuk memperbaiki keadaan dirinya, misalnya olahraga, diet, rajin membersihkan muka, dll. kalaupun opsi yang dia pilih adalah menerima dirinya apa adanya, tentu penerimaan diri itu nggak bisa tercapai sebelum dia bisa jujur mengakui kalau dia memang begitu kan ?

alia pewe said...

still @bestari

dan soal si remaja itu disebut gay. gw tau kalo di indonesia khususnya, budaya kita masih cukup kuat dan belum terbuka dengan hal-hal seperti itu. tapi coba tanyakan kepada diri lo sendiri, apakah dengan berpura-pura di hadapan semua orang akan membuat diri lo menjadi lega ? menjadi bahagia ?

bahkan kalau gw yang mengalami hal itu, gw pasti akan sangat membenci menjadi diri gw sendiri karena gw tidak bisa mempertahankan kemerdekaan gw, yaitu menjadi diri gw sendiri. and it really sucks.

mungkin sebagian orang akan menjadi antipati setelah kita mengemukakan kejujuran. tapi sungguh bodoh bagi si remaja yang bunuh diri HANYA karena mendengarkan kata2 temannya, di facebook pula ! Ha ! Hapus saja facebook itu. dan coba lihat dunia lebih luas lagi, nak.

teman sejati akan menerima lo apa adanya. maka bersyukurlah ketika si remaja itu mengetahui mana teman-temannya yang ternyata hanya berteman dengan alasan-alasan tertentu, misalnya. jumlah manusia di dunia ini udah lebih dari 5 milyar. dan nggak menutup kemungkinan ada segelintir orang yang mengalami hal yang sama dan butuh kasih sayang juga, mungkin itu adalah peran si remaja. untuk menunjukkan pada dunia bahwa menjadi minoritas nggak menutup kemungkinan bahwa dia bisa melakukan banyak hal !

well, walaupun gw sebenarnya nggak begitu yakin dengan masyarakat sekitar jika tau kl si remaja itu gay. yang jelas :

1. dia nggak harus jujus kepada semua orang, tapi ke beberapa orang yang berkewajiban untuk tau (keluarga) dan orang yang bisa membantu mengetahui apa yang sedang dia alami (misal: psikolog)

2. gw yakin, jujur akan memberikan ketentraman hati. ketika hati kita ga tentram, mau ngapa-ngapain juga pasti rasanya nggak sreg best. ada yang mengganjal dan nggak ada kepuasan.

tapi kalau ternyata emang lo merasa faking itu lebih baik, yaudah nggak apa-apa. kita di sini punya hak asasi masing2 kok untuk memilih keputusan apa yang terbaik untuk diri kita sendiri :)

mohon maaf ya kalo banyak kata-kata gw yang salah. nggak ada maksud apa-apa di balik itu semua untuk menyerang pihak manapun. dan kalau ada yang salah mungkin bisa sama2 mengoreksi :)