tag:blogger.com,1999:blog-3086915632195113690.post3035848599280603916..comments2023-10-24T00:01:16.513+07:00Comments on alia's blog: fakingalia pewehttp://www.blogger.com/profile/10990769562478658905noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-3086915632195113690.post-50686298910467781152011-09-28T18:25:26.173+07:002011-09-28T18:25:26.173+07:00still @bestari
dan soal si remaja itu disebut gay...still @bestari<br /><br />dan soal si remaja itu disebut gay. gw tau kalo di indonesia khususnya, budaya kita masih cukup kuat dan belum terbuka dengan hal-hal seperti itu. tapi coba tanyakan kepada diri lo sendiri, apakah dengan berpura-pura di hadapan semua orang akan membuat diri lo menjadi lega ? menjadi bahagia ?<br /><br />bahkan kalau gw yang mengalami hal itu, gw pasti akan sangat membenci menjadi diri gw sendiri karena gw tidak bisa mempertahankan kemerdekaan gw, yaitu menjadi diri gw sendiri. and it really sucks.<br /><br />mungkin sebagian orang akan menjadi antipati setelah kita mengemukakan kejujuran. tapi sungguh bodoh bagi si remaja yang bunuh diri HANYA karena mendengarkan kata2 temannya, di facebook pula ! Ha ! Hapus saja facebook itu. dan coba lihat dunia lebih luas lagi, nak.<br /><br />teman sejati akan menerima lo apa adanya. maka bersyukurlah ketika si remaja itu mengetahui mana teman-temannya yang ternyata hanya berteman dengan alasan-alasan tertentu, misalnya. jumlah manusia di dunia ini udah lebih dari 5 milyar. dan nggak menutup kemungkinan ada segelintir orang yang mengalami hal yang sama dan butuh kasih sayang juga, mungkin itu adalah peran si remaja. untuk menunjukkan pada dunia bahwa menjadi minoritas nggak menutup kemungkinan bahwa dia bisa melakukan banyak hal !<br /><br />well, walaupun gw sebenarnya nggak begitu yakin dengan masyarakat sekitar jika tau kl si remaja itu gay. yang jelas :<br /><br />1. dia nggak harus jujus kepada semua orang, tapi ke beberapa orang yang berkewajiban untuk tau (keluarga) dan orang yang bisa membantu mengetahui apa yang sedang dia alami (misal: psikolog)<br /> <br />2. gw yakin, jujur akan memberikan ketentraman hati. ketika hati kita ga tentram, mau ngapa-ngapain juga pasti rasanya nggak sreg best. ada yang mengganjal dan nggak ada kepuasan.<br /><br />tapi kalau ternyata emang lo merasa faking itu lebih baik, yaudah nggak apa-apa. kita di sini punya hak asasi masing2 kok untuk memilih keputusan apa yang terbaik untuk diri kita sendiri :)<br /><br />mohon maaf ya kalo banyak kata-kata gw yang salah. nggak ada maksud apa-apa di balik itu semua untuk menyerang pihak manapun. dan kalau ada yang salah mungkin bisa sama2 mengoreksi :)alia pewehttps://www.blogger.com/profile/10990769562478658905noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3086915632195113690.post-35355339926931266192011-09-28T17:55:03.040+07:002011-09-28T17:55:03.040+07:00@bestari: ada pendapat lo yang gw setujui dan tida...@bestari: ada pendapat lo yang gw setujui dan tidak best :)<br /><br />pertama, gw percaya, kejujuran harus di atas segalanya. yang perlu diperhatikan, mungkin kita tidak harus jujur kepada semua orang<br /><br />contoh kasus : gw punya perusahaan, ternyata website perusahaan gw pengamanannya lemah. bukan berarti gw mesti jujur ke semua orang karena bisa2 banyak orang yang bakal membobol website itu. trus gw harus jujur sama siapa ? pertama jujur sama manajemen perusahaan kl websitenya lemah, agenda selanjutnya, ktemu sama konsultan IT dan jujur sama dia supaya dia bisa bantu ngebenerin website tersebut.<br /><br />contoh kasus yang lo kasih, ttg si remaja yang bunuh diri karena dibilang "GAY, FAT, AND UGLY!" apakah itu terjadi karena kejujuran dia ?<br /><br />untuk bagian "fat" dan "ugly", pastinya dia nggak bisa bohong lah ya. coba kalo misalnya dia faking kl dia itu kurus dan ganteng, nggak menyelesaikan masalah kan ? nah jujur di sini konteksnya jadi mungkin cerita ke seseorang yang bisa membantu menyelesaikan masalah dia. jujur means dia menerima dirinya apa adanya. dan kalo menurut dia sendiri dirinya belum cukup baik, karena dia udah mengakui kalo dia punya kelemahan, tentu dia akan lebih bersemangat untuk memperbaiki keadaan dirinya, misalnya olahraga, diet, rajin membersihkan muka, dll. kalaupun opsi yang dia pilih adalah menerima dirinya apa adanya, tentu penerimaan diri itu nggak bisa tercapai sebelum dia bisa jujur mengakui kalau dia memang begitu kan ?alia pewehttps://www.blogger.com/profile/10990769562478658905noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3086915632195113690.post-55593658750719098122011-09-27T15:32:23.158+07:002011-09-27T15:32:23.158+07:00This comment has been removed by a blog administrator.bestarinoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3086915632195113690.post-52029928959692290412011-09-27T15:29:17.985+07:002011-09-27T15:29:17.985+07:00Dalam beberapa hal, gw setuju dng pemikiran lo, ba...Dalam beberapa hal, gw setuju dng pemikiran lo, bahwa kepura2an membawa lbh byk hal negatif<br />Tapi itu semua tergantung konteks masalahnya. Kelemahan seseorang bisa jadi fatal akibatnya kalau dia jujur&mengakuinya ke orang2 lain dalam situasi tertentu<br /><br />Misalnya, baru2 ini di UK, ada seorang remaja bunuh diri karna dia di bully terus menerus di FB dengan kalimat seperti 'YOU'RE GAY, FAT, AND UGLY! NO ONE WILL CARE IF YOU'RE DIE' dan semacamnya<br /><br />Tapi kalau konteksnya berbeda, misalnya si Doni ga bisa fisika/berenang/masak/berkuda tapi dia pura2 bisa, ya jelas itu salah. Harusnya dia mengakui kelemahan itu, agar dia 'kuat' nantinya.<br /><br />Lagi2 kita ga bisa men-generalisasi semuanya<br />*shrug*<br /><br />Just saying.. :)bestarihttp://bestariberlari.blogspot.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3086915632195113690.post-54043269601435288862011-09-26T19:56:21.905+07:002011-09-26T19:56:21.905+07:00Heran ya semakin tua malah semakin ga bangga jd di...Heran ya semakin tua malah semakin ga bangga jd diri sendiriReihan Putrihttps://www.blogger.com/profile/07760924862071608106noreply@blogger.com