Wednesday, October 29, 2014

Hidup yang Standar

Halooo

Rasanya blog ini kok makin dingin aja ya? Postingannya makin dikit. Sampai bulan Oktober ini yang postingannya nembus di atas 10 cuma di bulan Februari aja. Bulan Oktober ini juga mau berakhir dan postingannya udah nyentuh 5, lumayan lah ya. Nggak tahu deh kalo besok mau posting lagi hehe.

Padahal kalau diinget-inget pas pertama kali bikin blog, sedikit terbersit keinginan untuk bisa menjadi salah satu blog terkenal dengan postingan mengalir bak air sungai, dan iklan berderet untuk menambah pemasukan. Untuk sekarang sih, keinginan itu udah nggak muncul karena arti blog sendiri buat gw adalah tempat mencurahkan perasaan, dan berhubung gw bukan artis, jadi ya gw malah bersyukur blog ini jadi tempat pribadi yang cukup aman *padahal nggak diprotect juga ya haha*

Tapi beberapa bulan ini ada sesuatu yang sedang mau gw lakukan dan keinginan di awal bikin blog itu menjadi hal yang kembali harus gw capai. Si sesuatu itu merupakan hal baru buat gw. Senangnya gw cukup excited untuk mulai menjalaninya. Agak lambat sih, tapi emang mesti sabar, konsisten, dan nggak menutup diri dari hal-hal di luar kebiasaan selama ini.

Gw jadi inget salah satu kejadian ketika gw melakukan wawancara psikologis sebagai bagian dari proses rekrutmen suatu lembaga. Pertanyaannya sebenernya simpel-simpel banget. Digoogling juga pasti muncul deh pertanyaan standar wawancara psikologis. Macemnya apa cita-cita kamu, bagaimana kamu 5 tahun mendatang, apa keberhasilan terbesar yang pernah kamu raih, apa kegagalan terbesar yang kamu sesali, dst.

ilustrasi wawancara (link)

Gw gagal di tahap itu, dan gw tau banget kenapa. Gw menyenangi sesuatu yang stabil dan selalu bersyukur atas kehidupan gw, sayangnya gw jadi nggak bisa ngebayangin gimana gw di masa mendatang melakukan hal yang baru. Ketika ditanya tentang keberhasilan dan kegagalan pun, gw merasa semua yang gw hadapi di dunia ini adalah hal yang biasa saja. Bukan berarti gw jadi minta Allah SWT buat ngapa-ngapain hidup gw ya. Gw sangat bersyukur diberikan hidup yang cukup berwarna oleh Allah SWT, tapi kayaknya cerita hidup gw nggak se-amazing cerita orang-orang lain. Ini membuat gw jadi malu mau cerita ke psikolog, bahkan kalo lagi cerita sama orang lain juga ya gitu-gitu aja jadinya.

Lalu gw curhat lah ke seorang teman yang kuliahnya mengambil jurusan psikologi. Dia cerita pertanyaan yang diajukan interviewer di wawancara tersebut sebenarnya nggak peduli jawaban apapun yang diberikan oleh si interviewee, nggak ada jawaban benar ataupun salah. Interviewer hanya ingin melihat bagaimana interviewee memandang dirinya sendiri. Keberhasilan dan kegagalan setiap orang itu berbeda dan sangat subjektif. Interviewer tidak akan menjudge seberapa kecil atau besar keberhasilan dan kegagalan tersebut, tapi dia akan menilai bagaimana interviewee memandang dirinya sendiri. Setelah itu akan ditelaah juga pelajaran apa yang didapat interviewee dari keberhasilan dan kegagalan yang telah dirasakan.

Jadi salah satu pelajaran yang harus gw dalami lagi adalah bagaimana menghargai diri sendiri dengan tidak mengecilkan pengalaman-pengalaman yang telah gw jalani. Semoga dengan bisa menghargai sendiri, gw pun semakin bisa mengukur diri dan terdorong untuk melakukan hal-hal lain -- yang kalau dilihat dari hidup gw -- yang lebih besar.

gambar diambil dari sini (link)

Semangaaaat ! :))

Oiya, tadi ngegoogle gambar nemu komik strip ini. Lumayan bikin senyum :P

klik untuk memperbesar
gambar didapat dari sini (link)
 

= to be continued =

2 comments:

achie said...

semangat al :D
posting dikit2 gapapa yang penting konsisten hehe *ngomong ke diri sendiri*

gagal dlm hidup juga wajar kok, yang penting gimana caranya abis gagal trus bangun lagi :p

chaiyoooo!

alia pewe said...

Iyaa, makasih ya achie si wanita perkasa. Miss you :-*