Adik-adik mahasiswa yang kemarin melakukan demo menentang rencana pengurangan subsidi BBM semua,
Saya ucapkan terimakasih karena sudah bersedia kepanasan, kecapekan, disemprot water canon polisi.
Jika perjuangan adik-adik berhasil, saya akan dapat menghemat pengeluaran bahan bakar mobil pribadi saya yang masih baru.
Adik adik mahasiswa sekalian, sebenarnya saya malu secara tidak langsung digolongkan sebagai masyarakat miskin, mengingat saya adalah pemilik mobil pribadi.
Namun, dengan perjuangan adik-adik sekalian, saya tidak perlu merasa malu untuk membeli bahan bakar bersubsidi. Saya toh tidak melanggar aturan manapun dengan membeli bahan bakar bersubsidi.
Semula, saya bersedia membayar harga yang lebih mahal, agar sebagian uang saya bisa digunakan membantu masyarakat yang sama sekali tidak membeli BBM bersubsidi. Karena kebaikan hati adik-adik sekalian, saya tidak perlu membayar lebih mahal.
Saya juga tidak perlu merasa bersalah jika di dalam bahan bakar yang saya beli dengan harga murah itu ada dana yang mestinya bisa digunakan membantu rakyat miskin, misalnya membeli raskin.
Adik-adik mahasiswa sekalian, percayalah, saya tidak sendirian. Ada jutaan pemilik mobil, bahkan yang mobilnya lebih mewah dari saya (termasuk para anggota parlemen yang mobilnya mewah-mewah itu) dalam hati yang paling dalam ikut mensyukuri perjuangan adik-adik mahasiswa sekalian.
Sekali lagi, terimakasih kami sampaikan untuk adik-adik mahasiswa sekalian. Atas jasa kalian lah kami para pemilik mobil pribadi dapat terus menikmati bahan bakar murah di negeri tercinta ini.
Hidup mahasiswa Indonesia!
(Jika anda mengira bahwa menolak pengurangan subsidi BBM itu membela rakyat miskin, kamilah yang sebenarnya anda bela).
Saya ucapkan terimakasih karena sudah bersedia kepanasan, kecapekan, disemprot water canon polisi.
Jika perjuangan adik-adik berhasil, saya akan dapat menghemat pengeluaran bahan bakar mobil pribadi saya yang masih baru.
Adik adik mahasiswa sekalian, sebenarnya saya malu secara tidak langsung digolongkan sebagai masyarakat miskin, mengingat saya adalah pemilik mobil pribadi.
Namun, dengan perjuangan adik-adik sekalian, saya tidak perlu merasa malu untuk membeli bahan bakar bersubsidi. Saya toh tidak melanggar aturan manapun dengan membeli bahan bakar bersubsidi.
Semula, saya bersedia membayar harga yang lebih mahal, agar sebagian uang saya bisa digunakan membantu masyarakat yang sama sekali tidak membeli BBM bersubsidi. Karena kebaikan hati adik-adik sekalian, saya tidak perlu membayar lebih mahal.
Saya juga tidak perlu merasa bersalah jika di dalam bahan bakar yang saya beli dengan harga murah itu ada dana yang mestinya bisa digunakan membantu rakyat miskin, misalnya membeli raskin.
Adik-adik mahasiswa sekalian, percayalah, saya tidak sendirian. Ada jutaan pemilik mobil, bahkan yang mobilnya lebih mewah dari saya (termasuk para anggota parlemen yang mobilnya mewah-mewah itu) dalam hati yang paling dalam ikut mensyukuri perjuangan adik-adik mahasiswa sekalian.
Sekali lagi, terimakasih kami sampaikan untuk adik-adik mahasiswa sekalian. Atas jasa kalian lah kami para pemilik mobil pribadi dapat terus menikmati bahan bakar murah di negeri tercinta ini.
Hidup mahasiswa Indonesia!
(Jika anda mengira bahwa menolak pengurangan subsidi BBM itu membela rakyat miskin, kamilah yang sebenarnya anda bela).
= to be continue =
alia said : kayaknya daripada jadi status mendingan jadi notes aja ya, hehe