Kembali, ini adalah update yang terlambat.
----------
Penggusuran Pedagang Stasiun
mahasiswa UI bersiap untuk aksi membela pedagang stasiun UI dan Pocin
sumber : kabarkampus.com
Bagi masyarakat pengguna jasa transportasi kereta api dalam kota Jakarta, tentu kehadiran pedagang kaki lima di dalam maupun sekitar stasiun menjadi pemandangan yang biasa. Saya sendiri merupakan pengguna kereta api sejak berkesempatan berkuliah di kampus yang berlokasi di Depok.
Langsung saja, saya mengerti pihak PT KAI ingin berbenah diri. Beberapa waktu terakhir ini perubahan yang PT KAI lakukan cukup terasa, misalnya kenaikan harga tiket kereta Commuter Line (dari Rp5500 menjadi Rp8000), disediakannya gerbong dan rangkaian kereta khusus wanita, juga yang terbaru adalah perpanjangan peron sehingga nantinya jumlah gerbong kereta dapat ditambah.
Inisiatif untuk merapikan diri juga termasuk menggusur pedagang kaki lima yang dianggap mengganggu aktivitas penumpang karena kadang menggelar jualannya sembarangan. Ya, saya mengerti. Tetapi yang tidak saya mengerti adalah, berdasarkan berita dan cerita yang saya baca baik di portal berita, facebook, twitter, dan blog teman-teman saya, penggusuran dilakukan dengan semena-mena. Memang ada surat edaran yang diberikan PT KAI, tetapi tidak ada dialog yang dibuka. Penggusuran dilakukan bulan Desember 2012 dan Januari 2013 lalu.
petugas keamanan bersiap siaga si stasiun Pocin
sumber : news.fimadani.com
Di lain pihak, tidak semua pedagang benar-benar kaki lima yang seenaknya datang dan pergi, ada juga pedagang yang memang telah memiliki kios dan secara teratur membayar ongkos penyewaan kios tersebut. Sayang, sepertinya para pedagang ini ketika membuat surat perjanjian kontrak, mereka tidak didampingi orang yang paham hukum sehingga walaupun mereka telah membayar, PT KAI dengan mudah memutuskan untuk menggusur dan menghancurkan kios-kios tersebut.
para pedagang menutup kios dan ikut aksi dengan berdiam di sepanjang kios stasiun
sumber : metrotvnews.com
Terdapat dua stasiun yang terletak sangat dekat dengan kampus saya, yaitu stasiun UI dan Pondok Cina (Pocin). Merasa bahwa ini adalah kepentingan rakyat kecil yang direbut semena-mena, beberapa mahasiswa UI melakukan aksi untuk membela para pedagang. Oya, saya mewanti-wanti jika kalian mendengar kata "aksi", jangan lantas diasosiasikan dengan tindakan anarkis ya. Saya tahu betul dari teman yang memang aktif di dunia gerakan bahwa mereka memiliki rencana terstruktur ketika memutuskan untuk membahas suatu kasus. Dan bukan gaya mahasiswa UI untuk langsung main fisik. Maka untuk kasus ini juga, para mahasiswa yang ikut aksi telah berusaha untuk menemui petinggi PT KAI. Sayangnya, mereka selalu menemui kegagalan karena selalu dioper tanpa kepastian.
Akhirnya sempat juga diberitakan bahwa mahasiswa UI melakukan penutupan jalur kereta di stasiun Pocin, yang kemudian menghambat perjalanan kereta api, dan membuat masyarakat luas lantas mencerca tindakan tersebut. Saya tidak membela mereka, jika saya menjadi penumpang yang saat itu menunggu kereta juga pastinya saya akan memarahi mereka. Namun saya tahu mungkin sebegitu kesalnya mereka karena cara-cara diplomatis yang mereka gunakan tidak diacuhkan, dan mungkin hanya tindakan-tindakan yang langsung berdampak seperti itulah yang dibutuhkan agar semua mata memandang apa yang mereka perjuangkan.
Aksi penutupan jalur kereta stasiun Pocin
sumber : tribunnews.com
Sekarang sudah bulan Februari, tetapi sepertinya belum semua stasiun berhasil dirapikan oleh PT KAI. Sepenglihatan saya -- maaf kalau belum menyeluruh--, stasiun Cikini, Cawang, Kalibata, UI, masih aman sentosa.
spanduk penolakan penggusuran oleh pedagang stasiun Cikini
sumber : rmol.co
Stasiun yang sudah digusur para pedagangnya -- tetapi belum sepenuhnya dipercantik lagi, malah beberapa puingnya masih berserakan --, stasiun Manggarai, Pasar Minggu, Lenteng Agung, Pocin, dan Depok Baru.
atas : proses penggusuran pedagang stasiun Depok Baru
bawah : puing sisa penggusuran yang masih belum dibersihkan di stasiun Depok Baru
sumber : vivanews.com
Buat PT KAI, semoga ke depannya tidak seperti ini lagi. Jika memang tidak ingin ada PKL yang berjualan, tindak dari awal. Kebijakan ini juga harus diperjelas sehingga tidak terkesan tebang pilih karena para pedagang tentu dengan jelas melihat bahwa Indomaret yang dibangun di lingkungan stasiun tidak ikut digusur. Selain itu, masalah perkeretaapian masih banyak. Saya nggak tahu kenapa masalah PKL ini yang lebih dulu ditangani, karena justru masalah terpenting bagi penumpang adalah jadwal kereta api yang tidak tepat waktu, dan ketersediaan kereta api yang masih sangat kurang sehingga harus berdesakan. Semoga semua masalah bisa diselesaikan dengan baik ke depannya.
= to be continued =
No comments:
Post a Comment